iqra'!! bil BISMILLAH...

Selasa, 22 Mei 2012

Berakhir di titik Nol


Apa yang akan kau ucapkan saat hati Mu tak bisa lagi berlari dari nyata.
Slalu saja berpihak pada mimpi yang kau yakini suatu saat akan menghadirkan getar bahagia untuk hari Mu.

Dan ternyata, semua masih sama..
Satu cinta yang kau iba-iba tetap saja tak sejalan dengan maunya hati.
Setia dengan menggantungkan sgala harapan yang kau ikat pada altar jiwa Mu
di kaki langit yang bersemu mendung yang bisu tanpa kata-kata..

Dan ternyata..
jejak awal yang kau mulai dan telah melewati gulungan hari.
Tetap kembali pada jalur semula.
Seribu jejak tetap bermakna satu jejak.
Hati yang kau pilih untuk kau singgahi sebagai pelabuhan mmpi hanya mengibarkan bendera hampa.
Sekejap sapa yang luruh, secuil senyum yang tumpah, dan serentet cerita yang merajut hari.
Tak ubahnya memberikan jawaban apa-apa.

Masih sama..
Selain sepotong kebersamaan bersemu getar gelisah dan lilitan cinta yang menyisir sunyi.
Selebihnya berakhir di titik Nol.

Euforia Pencarianku

Malam yang ditemaram purnama
kuhantar hayal menyambut seberkas bayang
Harapanku mengganda,
bagai titik-titik bintang dihamparan semesta.
Membuncah hajatku yang smakin ingin mengembara.
smakin sesak ruang kecil dihatiku.
Sesak oleh berbuih-buih kata yang smakin terjanggal.
Sempit menghimpit gempita rinduku.
Berpendaran dalam pusaran kegelisahan.
Aku terhanyut dalam balutan dilema.
Dihempaskan angin sakal dan terjatuh bersama puing kehampaan.

Aku berkelana mencari sesosok yang menghuni anganku.
Tanpa kompas, tanpa cahaya, aku mereka-reka arah.
Berjalan memecah hening dilorong sempit.
Aku gamang dan risau.
Mengambang dalam siklus pencarianku.
berputar-putar bagai jarum jam yang mengelilingi kutub demi kutub.
Melalui labirin lika-liku tanpa tepi.
Aku melangkah bagai rangka kayu reyot.
disesatkan oleh sederet tanya yang menjejalku.

Kemana dia?
Hendak kemana aku menemukannya?
Adakah dia diantara beribu bayang yang menjelma bintang dihorizon?
atau terapung diperairan pasifik dan lupa jalan pulang?
atau bahkan tengah memejam mata dipusara?

Entah,
Entah dimana ia menepi sendiri.
Berumah diujung dunia tak tercatat peta.

Senin, 21 Mei 2012

Apabila itu saatnya



Melepaskan sgala rindu yang mengendap menjadi debu berterbangan.
Bersatu bersama langit yang membentang di cakrawala.
Apakan aku mampu?
Sementara perasaan ini telah menjelma prasasti yang membatu.
Hidup di sgala adaku.
Dalam diam, jarak, bahkan luka sekalipun.


Betapa susah memahami arti diri.
Betapa sulit menyelami maunya hati.
Jalan membentang bertabur kasih yang kugelar, tak jua membuatmu bergeming.
Segala adaku telah kubuka untukmu tanpa tirai sehelai pun.


Ada jera menderu dalam kalap cintaku.
Merobek janji hati yang memahat batu.
Kobar rindu yang pernah memanaskan tungku di ujung penantian ini.
Perlahan meleleh dalam ego yang mulai runtuh.
Dingin menghanyutkan diruang hampa.
Hanya dapat mendesis panjang menyebut namamu, tapi tersia-sia.
Luruh bersatu dengan tanah.
Haruskah jerah ini menguntit pada sendiriku yang makin mematikan?
Dalam cengkeraman rindu mendendam.
Sekarat di batas mimpi semu.

Sabtu, 19 Mei 2012

Suatu hari yang disemukan takdir


Saat kembali ku buka mataku, di suatu hari yang tak kuketahui takdirnya. Aku tersungkur sangat hebat dari tidurku. Ada banyak keajaiban yg tlah menungguku didepan. Bentang waktu memedangi lagaku, aku belum melangkah, bahkan seperempat jalanpun, tidak!
Sebelum tiba hari ini, telah banyak cerita ku ukir pada dinding2 jiwaku, pada cawan2 hatiku,. Telah banyak yang Q lalui, oleh ragaku yang akhirnya dapat tertatih, sampai hari ini,, Q telah kehilangan satu hal yang Q fikir itu sangat berharga. Tapi entah, sampai kapan itu akan setia dalam benakku. Tak ada sedikitpun dendam yang tertoreh, tapi trauma itu amat dalam tergores. Q telah bangkit sekarang, tapi perih masih sesekali menyanyat hatiku, entah seberapa dalam luka itu tertoreh, dan entah, akan seberapa lama, semua dapat terbayarkan.
Bukan kata maafnya Q tunggu, tapi hanya sebuah pengakuan dari ketulusan yang dpt menggetarkan hatiku, melepaskan bebanku, melenyapkan perihku. Q telah percaya pada syair, percaya pada semua yang telah Q percayai selama ini. Tapi yang Q dapatkan hanya kenihilan. Tak ada satupun kepastian yang membawaku sekarang. Penantian itu hanya satu hal yang dilakukan orang2 bodoh! Dan mungkin itu aku, itu aku, orang bodoh yang menantikan sebuah kenihilan.
Sekarang, pada diriku sendiri. Q katakan” kehidupan adalah fantasi, fatamorgana nyata, horizon cakrawala, dan mimpi. Maka saat kau merasa itu adalah kemenangan yang telah kau raih, maka rasakan pula keterpurukan dan kekalahan yang telah kau dapatkan. Waktu adalah ilmu, waktu adalah pengalaman, waktu adalah pedang. Jika ada satu hal yang tak kau megerti, bukan berarti kamu lugu atau bodoh, tapi karena pengalaman belum mengajarkanmu tentang itu. Maka nantikanlah saat dimana kau akan memahaminya dengan senyuman, dengan tangisan, atau dengan cara apapun.

Jumat, 18 Mei 2012

Ruang yang mencakup Kita

aku benar-benar tak mengerti.
setelah sekian lama kita menghabiskan waktu bersama.
Kurasa itu hanya sebuah kesia-siaan yang berdasar gurauan.
Mungkin, tanpa sengaja kita terpancang dlam dimensi ruang yg tak terbaca dalam logika.
akan menjadi sesuatu yang intens dan diluar dari resensi sebelum nya.
Yang kita lakukan slama ini, bukan lah tafakkur yang berbuah kebaikan.
Namun kita hanya berdiam diri dlam kelalaian hingga waktu mengabaikan kita.
Tanpa sadar, ruang telah menjebak kita dlam kegamangan.

kepada Gurunda 'Almarhum Anregurutta H. Abd. Wahab Zakariyah, MA.

Didalam memori kami.
Takkan buram kenangan tentang beliau,
tentang beliau yang senantiasa tafakkur dalam doanya,
tentang beliau yang senantiasa mengukir dengan ilmunya.

Didalam dada kami,
Sekelebat rindu terbingkis rapih sejak hari kepergian beliau,
bersenandung bersama duka yang tak mampu lagi kami toreh air mata.
saat kemudian kami berfikir,
"Waktu akan berakhir" kata orang.

Didalam benak kami,
Waktu berlalu, meski kami terus saja memikul sekian ilmu.
menenteng seberapapun buku.
Namun waktu kini yang kami punya.
hanya menyisakan sepotong rekaman untuk dikenang.

Didalam doa kami,
Memohon magfirah untuk Guru kami.
Smoga ilmu yang mencairkan mata air,
menyejukkan mu di alam barzakh.