Melepaskan sgala rindu yang mengendap
menjadi debu berterbangan.
Bersatu bersama langit yang membentang
di cakrawala.
Apakan aku mampu?
Sementara perasaan ini telah menjelma
prasasti yang membatu.
Hidup di sgala adaku.
Dalam diam, jarak, bahkan luka
sekalipun.
Betapa susah memahami arti diri.
Betapa sulit menyelami maunya hati.
Jalan membentang bertabur kasih yang
kugelar, tak jua membuatmu bergeming.
Segala adaku telah kubuka untukmu tanpa
tirai sehelai pun.
Ada jera menderu dalam kalap cintaku.
Merobek janji hati yang memahat batu.
Kobar rindu yang pernah memanaskan
tungku di ujung penantian ini.
Perlahan meleleh dalam ego yang mulai
runtuh.
Dingin menghanyutkan diruang hampa.
Hanya dapat mendesis panjang menyebut
namamu, tapi tersia-sia.
Luruh bersatu dengan tanah.
Haruskah jerah ini menguntit pada
sendiriku yang makin mematikan?
Dalam cengkeraman rindu mendendam.
Sekarat di batas mimpi semu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar